The Alchemist
Ceritanya tentang Santiago-si anak gembala- yang bermimpi akan menemukan harta karun di tempat yang ada piramidanya. Untuk sampai ke sana dia dapat bantuan dari beberapa orang. Pertama perempuan gipsi-yang minta bagian sepersepuluh dari harta karunnya kalau nanti dapat, lalu Melkisedek raja Salem-yang minta domba Santiago. Di perjalanann nanti Santiago juga dapat pertolongan dari orang lain, salah satunya si Alkemis. Belum sampai di Mesir, tempat harta karun dalam mimpinya, ada hal-hal yang membuatnya hampir melepas harta karun impian. Sang Alkemis yang muncul di tengah pencarian menemukan Santiago di oase gurun dan menuntunnya kembali ke tujuan awal, yakni tempat piramida berada.
Akhirnya Santiago berhasil dong dapat harta karun sesuai di mimpinya. Dan jangan terjebak sama mind set “Santiago-anak gembala” dan dibayangkan Santiago seumur anak SD yang suka jaga kambing. Bakal kecele deh, soalnya ada bagian cerita tentang Santiago jatuh cinta sama Fatima.
Tema sentralnya (menurut Paolo Coelho) adalah ucapan raja Melkisedek,”Kalau engkau mendambakan sesuatu, alam semesta bekerja sama membantu memperolehnya”. Tapi dalam menjalani takdir masing-masing, ada yang harus dilalui, kadang kita gak ngerti maksudnya tapi ujung-ujungnya membawa ke takdir tersebut.
Saat gue baca tentang istilah the alchemist nya sendiri, bikin inget sama Harry Potter and the Philosopher stone, buku pertama serial Harry Potter yang terkenal itu! Ceritanya Santiago dalam perjalanannya ke Mesir serombongan sama orang Inggris yang bercerita tentang Philosopher stone itu (ada yang terjemahinnya batu bertuah, ada juga yang bilang batu filsuf). Batu itu bisa mengubah sesuatu menjadi emas (jadi inget asal muasal ilmu kimia). Dan emang, sang alkemisnya nanti ada memperagakan sesuatu yang kayak itu. Si orang Inggris lebih ke pencarian secara ilmiah, percobaan lab, dan nalar, sementara Santiago memahami dengan rasa. Tujuannya sama, menuju Jiwa dunia, rahasia yang bisa mengerti semua hal dimuka buni.
Oh iya, Raja Melkisedek juga mengingatkan gue pada kisah kelahiran Yesus yang dikunjungi 3 raja.
Paolo Coelho berhasil membuat cerita tentang pencarian hidup tanpa membuat yang baca jadi ngantuk. Inspiring indeed. Kalo gak percaya, coba deh baca. Minimal jadi penasaran, sebenernya takdir gue apa ya?
Akhirnya Santiago berhasil dong dapat harta karun sesuai di mimpinya. Dan jangan terjebak sama mind set “Santiago-anak gembala” dan dibayangkan Santiago seumur anak SD yang suka jaga kambing. Bakal kecele deh, soalnya ada bagian cerita tentang Santiago jatuh cinta sama Fatima.
Tema sentralnya (menurut Paolo Coelho) adalah ucapan raja Melkisedek,”Kalau engkau mendambakan sesuatu, alam semesta bekerja sama membantu memperolehnya”. Tapi dalam menjalani takdir masing-masing, ada yang harus dilalui, kadang kita gak ngerti maksudnya tapi ujung-ujungnya membawa ke takdir tersebut.
Saat gue baca tentang istilah the alchemist nya sendiri, bikin inget sama Harry Potter and the Philosopher stone, buku pertama serial Harry Potter yang terkenal itu! Ceritanya Santiago dalam perjalanannya ke Mesir serombongan sama orang Inggris yang bercerita tentang Philosopher stone itu (ada yang terjemahinnya batu bertuah, ada juga yang bilang batu filsuf). Batu itu bisa mengubah sesuatu menjadi emas (jadi inget asal muasal ilmu kimia). Dan emang, sang alkemisnya nanti ada memperagakan sesuatu yang kayak itu. Si orang Inggris lebih ke pencarian secara ilmiah, percobaan lab, dan nalar, sementara Santiago memahami dengan rasa. Tujuannya sama, menuju Jiwa dunia, rahasia yang bisa mengerti semua hal dimuka buni.
Oh iya, Raja Melkisedek juga mengingatkan gue pada kisah kelahiran Yesus yang dikunjungi 3 raja.
Paolo Coelho berhasil membuat cerita tentang pencarian hidup tanpa membuat yang baca jadi ngantuk. Inspiring indeed. Kalo gak percaya, coba deh baca. Minimal jadi penasaran, sebenernya takdir gue apa ya?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home