Tuesday, January 03, 2006

It’s called a break up because it’s broken

Judulnya menggoda.
Karena kalau memang udah rusak dan gak bisa dibenerin lagi, lebih baik putus. Bener banget. Kalau masih pada mau membenarkan (repair) pasti gak jadi putus, kan? Tapi urusan repair gak bisa satu orang dong. Mesti berdua.

Biarpun pakai bahasa Inggris, tetep mudah dimengerti kok dan humornya kerasa.

Bukunya dibagi kedalam dua bagian besar, the break up dan the break over. Tiap bab susunannya begini: ide yang isinya positive thought, pertanyaan jawaban dan contoh kasus (oleh Greg atau Amiira atau orang lain). OK! Kalau di buku he’s just not that into you-the no excuses truth to understanding guys lebih ke menentukan posisi, di buku ini fokusnya ke : keluar dari hubungan yang gak worth it.

Gue paling suka ide barang-barang yang harus dibuang waktu putus dan mana yang disimpan. Foto dan barang pajangan boleh dibuang tapi perhiasan disimpen…Hahahaha matere? Kalo barang yang bisa dijual, jual aja

Yang gue gak suka…belum nemu!

Sebenernya yang paling pas buat mengobati patah hati adalah waktu. Tiap orang punya waktu sendiri. Beruntunglah jadi cewek, masih bisa baca buku self help yang asik, masih boleh curhat sana sini dan boleh nangis. Bagaimanapun juga setiap usaha yang bertujuan buat kebaikan (in this case is break up recovery) pasti berakhir bahagia seburuk apapun awal mulanya.

Iya ya “wink wink

0 Comments:

Post a Comment

<< Home